Rebut Piala The King Players di IAM Jakarta 2024, Rizky Ritonga Sebut Medan harus Jadi ‘Banteng’ di Perantauan!
iamautomodified.com, JAKARTA – Toyota Hi Ace Premio persembahan ‘No Limit Racing’ berhasil memikat dewan Judge internasional IAM lewat gelaran final International Automodified Jakarta 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), pada 14-15 Desember lalu.
Modifikasi ciamik garapan Batak Project ini, sukses memboyong sejumlah trophy bergengsi pada kompetisi tersebut. Dan yang paling dibanggakan oleh pemilik dan modifikator HiAce ini yaitu peraihan trophy The King Players IAM Jakarta 2024.

Setidaknya, 9 trophy The Best berhasil direbut oleh MPV tersebut, antara lain; Best Interior Elegant, Best Interior Vibe, Editor’s Choice Awrd by Deepend.id, Knockout Install, Hottest ICE, The Diesel Rumbler, Best MPV Players, Best Toyota Players serta People Choice Best Car (runner up).
Patut diakui memang, ini merupakan kali pertama mobil bergenre MPV komersial berhasil menduduki peringkat teratas dan disebut sebagai ‘The Players’ sepanjang sejarah.
Pada event IAM Singapura misalnya, Toyota HiAce juga pernah disertakan dalam kompetisi namun belum membuahkan hasil maksimal.

Nah, di IAM Jakarta kali ini tim modifikator asal Medan berhasil mencetak rekor terbaik dengan membawa pulang beberapa trophy The King. Pasalnya, untuk mengejar kompetisi tersebut, mereka mengerjakannya hanya dalam waktu 6 pekan.
“Piala The King pertama kami rebut di event Black Auto Battle (BAB) di Surabaya 2024 lalu, kemudian piala The King Diesel dan di event IAM Jakarta 2024 ini kita berhasil memboyong The King Players,” cetus Rizky Ritonga, salah seorang modifikator dari No Limit Racing kepada IAM.
Lantas, apa yang membuat Dewan Judge IAM begitu tertarik sehingga MPV ini meraih gelar King Players? Yuk kita simak, mulai dari interior HIAce yang sudah dirombak ulang mulai dari jok, penyematan audio serta penyematan perangkat entertainment.

“Pada bagian interior, semua sudah kita rubah. Mulai dari plafon, jok pakai VIP 2+2, kemudian terdapat monitor TV, Play Station (PS) serta full box console. Selain itu kita juga sudah sematkan kursi pijit dan juga bisa rotasi 360 derajat. Jadi dua-duanya sudah bisa massage, dan yang depan bisa rotasi 360 derajat,” beber Ritonga, begitu sapaan akrabnya.
Diakuinya, rombakan di sektor interior tersebut telah menguras budget sekitar 600 juta rupiah. “Karena kita juga memasang full audio depan, tengah dan belakang. Audio kita pakai full venom untuk kenyamanan serta hiburan di perjalanan,” tandasnya.
Kemudian pada sektor engine, MPV lansiran Jepang ini menggunakan mesin diesel. Jadi, penyematannya dengan menambahkan 2 turbo yakni F55 dan F46. Agar ruang mesin menjadi rapi diapun melakukan wire tuck (wertak) dan diberikan penambahan berbagai part kastem dan aksesoris.

“Wire tuck itu yang mahal, karena agar terlihat lebih rapih dan part-partnya kita beli barangnya trus kita rombak lagi, jadi kaya turbo itu kita ganti, head biled kastem sendiri, radiator ganti, pernak-pernik diberikan aksesoris beberapa juga ada yang kita import, totalnya untuk rombak engine aja sekitar 200 jutaan,” jelas Ari.
Pengerjaan Hi-Ace ini, kata Ari, sebetulnya sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya sembari menunggu biled datang. “Karena, untuk tipe yang premio lumayan lama indennya 3 bulan. Jadi, sembari nunggu indennya itu kita sudah pesan-pesanin barangnya,” kata dia.
Lanjut ke sektor penampilan, sebagaimana diketahui bahwa model ini menggunakan pintu sorong sebagai standarnya. Hal ini tak luput dari pantauan yang kemudian diganti dengan pintu elektrik mirip Alphard.

Pada bagian buritan juga menggunakan pintu elektrik. Spionnya pakai punya Alphard. Untuk bumper depan, side skirt, bumper belakang serta lampu-lampu menggunakan part aftermarket yang diimport dari China.
“Nah itu harganya sepaket, mulai dari bumper depan, samping, belakang, grill, lampu depan dan belakang itu berjumlah sekitar 125 jutaan. Lalu, setelah terkumpul barangnya kita cat warna merah candy lalu kita airbsruh mengusung konsep ‘Gorga’ melambangkan batik Ulos khas Batak,” jelas dia.
Dan yang paling menonjol dan kerap menjadi sorotan publik yakni di sektor undercarriage. Penyematan pada velg HiAce ini menggunakan HK Wheel B101 berukuran ring 21″ yang dibalut dengan ban Accelera.

“Kalau untuk air suspensi, kita pakai airbft double compressor. Terus balonnya sudah compartible plus kita tambahin X sensor untuk ketinggian. Nah, si sasis tadi kita ‘coak’ biar dapat pendeknya tuh mobil. Lalu lantai juga kita ‘coak’ biar gardan bisa naik,” jelas Ritonga.
Bicara menyoal kelaikan serta kenyamanan di jalan, tim No Limit Racing sudah melakukan berbagai percobaan. Pasalnya, sebelum berangkat ke Jakarta mereka juga sudah merombak di sektor enginenya baik eksternal maupun internal, lalu dites powernya di sekitar kawasan Medan, semuanya aman.
“Kalau untuk BBK depan kita sudah pakai 20Z untuk depan dan brembo double kaliper untuk belakang. Jadi untuk pengereman itu full kita kastem semua. Untuk pengetesan dyno on wheel, mobil ini mampu tembus 240 HP, itu baru on wheel ya belum engine,” sebut Ritonga.
Menurut Ritonga, pencapaian yang diraih sepanjang 2024 ini merupakan jerih payah mereka untuk membawa nama baik Ibukota. “Medan harus jadi ‘Banteng’ di perantauan, saya harap juga semoga saja anak-anak atau modifikator Medan lainya mentalnya lebih menyala lagi,” pungkas Ritonga.