Toyota Wish: Wagon Singapura yang Tak Pernah Kenal Kata Puas di Panggung IAM
Singapura kembali melahirkan satu nama yang mulai menggema di dunia modifikasi Asia Tenggara: Oyabun Karnan.
iamautomodified.com, SINGAPURA – Pria bersahaja ini datang bukan dengan supercar, bukan pula dengan sedan sport mahal, melainkan dengan Toyota Wish keluaran 2009 sebuah wagon keluarga yang ia sulap menjadi karya penuh jiwa. Di balik kesederhanaannya, Wish ini menjelma menjadi simbol kegigihan, hasrat tanpa batas, dan cinta yang tak pernah usai pada dunia otomotif.
“Saya belum puas!” begitu kalimat lantang Oyabun Karna ketika ditanya soal kondisi modifikasinya sekarang. Meski mobilnya sudah beberapa kali tampil di ajang International Automodified (IAM) Singapura dan bahkan pernah merambah Jakarta, ia merasa masih ada ruang besar untuk terus menggali potensi Toyota Wish kesayangannya itu.

Eksterior: Karbon, Angel Eye, dan Karisma yang Menyala
Dari luar, Toyota Wish milik Oyabun tampil jauh dari kata standar. Bonet carbon fiber senilai Rp3,2 juta dan fender carbon menjadikan wajah depannya tampil garang sekaligus ringan.
Seolah belum cukup, sang pemilik melengkapi tampilan depan dengan lima ring Angel Eye yang ia pesan khusus dari Malaysia. “Lebih murah,” katanya dengan senyum khas, namun hasilnya justru membuat mobil ini punya sorot mata yang menyilaukan di tengah keramaian.
Lampu itu bukan sekadar aksesori ia adalah tatapan tajam seorang pejuang yang siap unjuk gigi di lintasan maupun di hall pameran. Tiap lingkar cahaya Angel Eye seperti menjadi simbol tekad Oyabun untuk terus melangkah lebih jauh di dunia modifikasi.

Interior: Kesederhanaan yang Terjaga
Berbeda dengan eksterior yang sudah mulai menggaung, bagian interior Toyota Wish ini masih menyimpan potensi besar untuk diolah. Dashboard pintu dengan sentuhan modifikasi Rp1,8 juta menjadi elemen yang cukup mencuri perhatian, meski Oyabun mengakui masih banyak ruang kosong yang perlu ia isi.

Audio? Ada, tapi masih sederhana. Ia tahu, suatu hari nanti ruang kabin Toyota Wish ini harus menjelma menjadi ruang konser pribadi dengan dentuman speaker berkelas dunia.
Namun untuk saat ini, ia memilih fokus pada sisi luar dan undercarriage.

Undercarriage: Strut Bar sebagai Awal
Masuk ke bawah bodi, Toyota Wish ini telah dibekali strut bar untuk menambah kestabilan. Namun Oyabun tidak berhenti di situ. “Insya Allah tahun depan saya mau bikin engine dan undercarriage lebih lengkap,” ucapnya penuh semangat.
Baginya, modifikasi adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Setiap tahun harus ada peningkatan, harus ada pembeda.

Soal caliper, ia justru memilih tidak menambahkan. Alasannya sederhana tapi logis: “Susah untuk masuk rim,” katanya.
Keputusan ini menunjukkan bahwa dalam dunia modifikasi, bukan semua tren harus diikuti, tapi harus ada pertimbangan matang sesuai konsep yang dibangun.

Perjalanan di Ajang IAM: Empat Kali Tampil, Satu Tekad Abadi
Toyota Wish milik Oyabun bukan sekadar mobil harian. Mobil ini sudah empat kali ikut ajang IAM, mulai dari Singapura hingga Jakarta. Bahkan, ia memasang target untuk hadir di IAM Bangkok pada tahun-tahun mendatang.
Meski belum pernah membawa pulang tropi besar, Oyabun tidak pernah berkecil hati. Baginya, setiap partisipasi adalah sebuah kemenangan. “Saya pernah dapat custom lampu, bodykit, tapi yang besar belum ada. Insya Allah akan datang,” ujarnya penuh harapan.
Inilah filosofi sejati modifikator: penghargaan bukan satu-satunya tujuan, melainkan perjalanan kreatif dan kepuasan batinlah yang utama.

Wagon Singapura: Lebih dari Sekadar Hobi
Oyabun bukan hanya memodifikasi mobilnya untuk kepuasan pribadi. Ia juga aktif di komunitas wagon Singapura, sebuah kelompok yang berkembang pesat. Dari touring, fun drive, hingga kegiatan sosial seperti charity, komunitas ini menjadi bukti nyata bahwa dunia modifikasi tidak hanya soal gaya, tapi juga solidaritas.
Ketika banjir melanda Kelantan di Malaysia, komunitas wagon ikut bergerak dalam aksi sosial. Walau Oyabun sendiri tidak sempat terlibat saat itu, ia tetap mengakui bahwa komunitas adalah rumah kedua bagi para pecinta wagon. “Kita ada touring, kita ada charity. Semua kita bikin,” katanya penuh bangga.

Harapan: Menuju IAM Singapura 2026
Meski pernah ikut IAM Singapura 2024, tahun 2025 ia memilih absen. Alasannya jelas: persiapan belum matang. Oyabun ingin tampil lebih meledak, lebih berbeda, dan lebih dahsyat. Ia tak ingin hanya sekadar hadir, tapi ingin memberikan kejutan besar di panggung modifikasi.
“Harapan saya, modifikasi akan datang lebih sempurna, dan saya dapat join AM Singapura tahun 2026,” ucapnya menutup wawancara.

Toyota Wish yang Tak Pernah Berhenti Bermimpi
Toyota Wish milik Oyabun Karnan adalah manifestasi dari semangat tanpa henti seorang modifikator sejati. Meski berawal dari wagon keluarga keluaran 2009, mobil ini terus berkembang menjadi karya unik yang memadukan estetika, fungsi, dan filosofi hidup.