Reza Aliwarga: Dari Sydney ke Dunia, International Automodified Jadi Gerakan Kreatif Global
iamautomodified.com, SINGAPURA – Riuhnya sorak tepuk tangan, lampu panggung yang membelah keriuhan arena, hingga deru semangat komunitas modifikasi dari berbagai negara, menjadi saksi bisu perjalanan panjang seorang pria yang namanya kini identik dengan dunia otomotif modifikasi internasional: Reza Aliwarga.
Dialah sosok di balik layar International Automodified (IAM), sebuah gelombang besar yang bukan hanya melahirkan event bergengsi, melainkan sudah menjelma menjadi pergerakan kreatif global.
Dalam sebuah talkshow inspiratif di sela pagelaran IAM Singapore 2025, Reza menuturkan dengan penuh energi bagaimana perjalanan ini dimulai dari hobi sederhana di bangku kuliah hingga merambah ke panggung dunia. Seakan tak cukup dengan dentuman musik dan kilau decal mobil modifikasi, sesi diskusi ini pun menghadirkan kisah-kisah hiperbola tentang semangat, perjuangan, dan mimpi besar.

Awal Mula dari Sydney: Stok Mobil Membosankan
“Pertama sekali, saya memang sangat menyukai mobil. Mobil standar, mobil stok itu membosankan. Saya suka modifikasi, karena ada jiwa, ada karakter di sana,” ujar Reza membuka kisahnya, disambut tepuk tangan para peserta.
Semua bermula pada tahun 1996, saat Reza masih menempuh pendidikan di Sydney, Australia. Bersama sahabatnya, ia mulai menggelar acara kecil-kecilan, kumpul komunitas mobil modifikasi di Sydney. Bukan sekadar show off, tetapi sebagai wadah kreativitas dan kebersamaan. Dari 10 mobil, berkembang jadi 20, 50, hingga ratusan unit yang parkir berjejer dalam event buatan mereka sendiri.
“Dari situlah lahir embrio IAM. Dari acara kecil-kecilan, menjadi event besar. Dan ternyata, yang dimulai di Sydney menjalar ke Melbourne, Brisbane, Adelaide, bahkan sampai New Zealand,” kenangnya.

Kembali ke Indonesia, Menyulut Api Baru
Selepas studi, Reza kembali ke Indonesia pada tahun 2001. Alih-alih pulang dengan sekadar ijazah, ia membawa pulang sebuah mimpi besar: mengangkat budaya modifikasi ke level internasional.
“IAM di Indonesia lahir dari semangat yang sama. Saya ingin komunitas modifikasi lokal punya panggung, punya cerita, dan bisa diakui dunia,” kata Reza penuh semangat.
Seiring waktu, sayap IAM terus melebar. Malaysia (2011), Thailand (2018), Singapura (2019), hingga akhirnya menembus panggung Amerika Serikat pada 2024. Dari satu kota, merambah ke belasan negara, dengan ribuan mobil modifikasi yang tampil dan puluhan ribu pengunjung yang datang. IAM bukan lagi sekadar event, tetapi ekosistem budaya otomotif global.

Lebih dari Sekadar Mobil
Bagi Reza, modifikasi hanyalah pintu masuk. Yang ia tekankan adalah bagaimana mobil menjadi media untuk menyatukan budaya, pertemanan, dan identitas bangsa.
“Budaya ini bukan hanya tentang mobil, tetapi juga kehidupan. Di setiap kota, saya bukan hanya bertemu mobil keren, tapi juga orang-orang baru, tradisi, makanan, cerita. Itu yang membuat IAM unik. Bukan cuma event, tapi perayaan hidup,” jelasnya.
Pernyataannya membuat suasana talkshow semakin hidup. Para audiens manggut-manggut, sebagian sibuk merekam dengan ponsel, seakan tak mau kehilangan momen.

Kekuatan Digital: Dari Billboard ke Instagram
Era digital membawa tantangan sekaligus peluang. Jika dulu promosi mengandalkan radio, flyer, hingga billboard, kini IAM memaksimalkan kekuatan media sosial.
“Kami tetap pakai cara lama, tapi kami kombinasikan dengan digital. Instagram, video konten, influencer—semua kami gunakan. Karena anak muda sekarang hidup di dunia digital,” terang Reza.
Panelis lain, Adriel Mano, turut menegaskan betapa pentingnya bahasa dan konten untuk membawa kreativitas Indonesia ke panggung global. “Kita pilih bahasa Inggris agar lebih terbuka di dunia internasional. Itu langkah penting supaya brand otomotif Indonesia bisa dikenal lebih luas,” ujarnya.
Tak heran, IAM kini tak hanya populer di arena fisik, tetapi juga merajai dunia maya. Akun Instagram mereka, @gen.sgp, menjadi pusat informasi sekaligus etalase karya modifikasi.

Kunci Kesuksesan: Jujur, Konsisten, dan Jangan Menyerah
Sesi talkshow semakin mendidih ketika audiens melontarkan pertanyaan. Dari networking, kapital, hingga cara menjaga konsistensi, semua dijawab Reza dengan lugas.
“Kalau ditanya kuncinya apa? Yang pertama, jangan gampang menyerah. Saya rugi di empat tahun pertama, tapi saya terus jalan. Kalau saya menyerah di tahun kedua, mungkin IAM tak pernah ada,” ucapnya.
Kedua, kata Reza, adalah kejujuran. “Bagi saya, jujur itu bagian dari identitas. Jujur dengan komunitas, jujur dengan partner, jujur dengan diri sendiri. Dengan kejujuran, hubungan jadi sehat, akses terbuka, kesempatan datang,” tambahnya.
Dan yang ketiga adalah konsistensi. “Setiap tahun saya harus kembali. Kalau di Malaysia, ya saya datang lagi. Kalau di Singapura, ya hadir lagi. Karena saya ingin ketemu teman-teman, ketemu keluarga otomotif. Itu yang bikin saya semangat untuk konsisten,” jelasnya, membuat audiens bertepuk tangan panjang.

Networking: Dari Grup WhatsApp ke Dunia
Salah satu pertanyaan paling menarik datang dari peserta bernama Amir: seberapa sulit membangun event dari kecil hingga besar?
“Event kecil gampang, tinggal broadcast di grup WhatsApp, datanglah 10–20 mobil. Tapi kalau sudah ratusan, ribuan, tentu butuh networking, butuh kapital. Networking itu permainan yang sangat penting. Tanpa itu, mustahil kita bisa besar,” jawab Reza blak-blakan.
Jawaban itu disambut gelak tawa sekaligus tepukan hangat. Reza seolah membuka rahasia sederhana: kesuksesan global dimulai dari lingkaran kecil, lalu diperbesar dengan jaringan pertemanan yang luas.

IAM: Dari Lokal ke Global
Kini, IAM sudah hadir di lima negara utama: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Namun ambisi Reza tak berhenti di situ.
“Kami ingin lebih banyak negara, lebih banyak kota. Karena modifikasi itu universal. Di mana pun, orang ingin mengekspresikan dirinya lewat mobil. Jadi, IAM masih punya perjalanan panjang,” tegasnya.
Tak hanya soal ekspansi, IAM juga membawa misi memperkenalkan identitas Indonesia. Mulai dari menggelar video perjalanan Jakarta–Mandalika dengan mobil modifikasi, hingga memperlihatkan keindahan jalanan Nusantara kepada dunia. “Ini negara yang indah. Saya ingin dunia melihatnya lewat IAM,” kata Reza penuh kebanggaan.

Antusiasme Audiens: Hadiah, Tawa, dan Keakraban
Talkshow tak hanya dipenuhi kisah serius. Beberapa sesi Q&A justru pecah dengan gelak tawa. Dari pertanyaan soal status jomblo pembicara hingga perebutan hadiah, suasana terasa cair, akrab, dan meriah.
“Bagaimana Anda tetap konsisten, bos?” tanya seorang peserta. “Karena saya ingin ketemu kalian lagi, tahun depan, di Singapura, di Malaysia, di mana pun. Itu yang bikin saya harus kembali,” jawab Reza, yang langsung disambut teriakan setuju dari audiens.

Lebih dari Event: Gerakan Empowerment
Sesi ditutup dengan pesan sederhana namun penuh makna: kejujuran, konsistensi, dan keberanian untuk tidak menyerah adalah kunci agar karya lokal bisa mendunia.
Moderator Hafiz Mahmoud Akbar merangkum, “Hari ini kita belajar banyak. Bahwa modifikasi bukan hanya tentang mobil, tapi tentang membangun komunitas, identitas, dan jaringan global. IAM sudah membuktikannya.”
Sebelum bubar, MC mengingatkan audiens untuk mengikuti akun Instagram resmi komunitas, @gen.sgp dan @clutch.onrodery. Seketika layar penuh cahaya ponsel, tanda para audiens serentak menekan tombol “follow”.

IAM Adalah Sebuah Perayaan
Dengan 29 tahun perjalanan sejak 1996, IAM bukan lagi sekadar singkatan dari International Automodified. IAM adalah perayaan kreativitas, IAM adalah komunitas, IAM adalah cerita tentang bagaimana sesuatu yang kecil bisa menjelma jadi gelombang global.
Dan Reza Aliwarga, dengan semangat tanpa batasnya, telah menunjukkan bahwa mimpi bisa diwujudkan jika dijalani dengan cinta, konsistensi, dan keberanian.
Sebuah perjalanan hiperbola yang lahir dari “mobil stok membosankan” kini telah menjelma menjadi ikon budaya otomotif dunia.